Selasa, 25 Maret 2008

Psikologi Perkembangan Remaja

Nama : Rini Maryani
NIM : 106013000315

Psikologi Perkembangan Remaja

1. Batas dan Makna Masa Remaja

Menurut Harold Alberty menyatakan bahwa periode masa remaja itu kiranya dapat didefinisikan secara umum sebagai suatu periode dalam perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanaknya sampai datangnya awal masa dewasanya. Secara tentatif pula para ahli umumnya sependapat bahwa rentang masa remaja itu berlangsung dari sekitar 11-13 tahun sampai 18-20 tahun menurut umur kalender kelahiran seseorang.

Menurut Spranger (yang teori kepribadiannya berorientasikan kepada sikap individu terhadap nilai-nilai), menafsirkan masa remaja itu sebagai suatu masa pertumbuhan dengan perubahan struktur kejiwaan yang fundamental ialah kesadaran akan aku, berangsur-angsur menjadi jelasnya tujuan hidup, pertumbuhan ke arah dan kedalam berbagai lapangan hidup.

2. Perkembangan Remaja

Ciri umum masa remaja

Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan yang jelas ialah perubahan fisik, dimana tubuh berkembang pesat hingga mencapai tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduksi. Selain itu pula remaja juga berubah secara kognitif dan mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa.

Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja, terdapat pula perubahan dalam lingkungan seperti sikap orang tua atau anggota keluarga lain, guru, teman sebaya, maupun masyarakat pada umumnya

Secara umum masa remaja dapat dibagi tiga bagian

1. Masa remaja awal (12-15 tahun)

pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha m,engembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orang tua. Focus dari tahap ini adalah penerimaan bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebayanya.

2. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)

masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting. Namun individu sudah lebih mengarahkan diri sendiri (self-directed). Pada masa ini remaja mulai mengembangkan kematangan tingkah laku, belajar mengendalikan impulsivitas, dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan denagb tujuan vokasional yang ingin dicapai. Selai itu penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu.

3. Masa remaja akhir (19-22 tahun)

masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tujuan vokasional dan mengembangkan sense of personal identity. Keingingan yang kuat untuk menjadi matang dan di terima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi ciri dari tahap ini.

3. Proses Perubahan pada Masa Remaja

Masa remaja dikenal sebagai salah satu periode dalam rentang kehidupan manusia yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Proses perubahan dan interaksi antara beberapa aspek yang berubah selama masa remaja diuraikan sebagai berikut:

  1. perubahan Fisik

rangkaian perubahan yang paling jelas nampak dialami oleh remaja ialah perubahan biologis dan fisiologis yang berlangsung pada masa pubertas atau pada awal masa remaja, yaitu sekitar umur 11-15 tahun pada wanita 12-16 tahun pada pria (Hurlock, 1973:2021). Hormon- hormon baru diproduksi oleh kelenjar endokrin, dan ini membawa perubahan dalam ciri-ciri seks primer dan memunculkan cirri-ciri seks sekunder. Gejala ini memberi isyarat bahwa fungsi reproduksi untuk menghasilkan keturunan sudah mulai bekerja. Seiring denagn itu, berlangsung pula pertumbuhan yang pesat pada tubuh dan anggota tubuh untuk mencapai proporsi seperti orang dewasa. Seorang individu lalau mulai terlihat berbeda.

2 . perubahan emosionalitas

Akibat langsung dari perubahan fisik dan hormonal tadi ialah perubahan dalam aspek emosionlitas pada remaja sebagi akibat dari perubahan fisik dan hormonal tadi, dan juga pengaruh lingkungan yang terkait dengan denagn badaniah tersebut.

Hormonal menyebabkan perubahan seksual dan menimbulkan dorongan-dorongan dan perasaan-perasaan baru. Keseimbangan hormonal yang baru menyebabkan individu merasakan hal-hal yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

  1. perubahan kognitif

perubahan dalam kemampuan berpikir ini diungkapkan oleh Piaget sebagai tahap terakhir yang disebut formal operation dalam perkembangan kognitifnya.

Dalam tahapan yang bermula pada umur 11 atau 12 tahun ini, remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit dari apa yang ada, remaja mulai mampu berhadapan denagn aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realita.

  1. Implikasi Psikososial

secara perubahan yang terjadi dalam waktu yang singkat itu membawa akibat bahwa focus utama dari perhatian remaja adalah dirinya sendiri. Pada saat remaja mengalami keprihatinan yaitu dimana remaja sangat tidak siap untuk berkutat dengan kerumitan dan ketidak pastian, berikutnya muncul fakor-faktor yang menimpa dirinya. Remaja dalam masyarakat kita secara tipikal dituntut untuk membuat satu pilihan, suatu keputusan tentang apa yang dia lakukan bila dewasa.

4. Tugas Perkembangan Remaja

Pada setiap tahapan perkembangan manusia terdapat tugas-tugas tertentu yang berasal dari harapan masyarakat yang harus dipenuhi oleh individu, dan sering disebut tugas-tugas perkembangan. Piknus (1976) mengemukakan beberapa tugas perkembangan yang penting pada tahap pertengahan dan akhir masa remaja yaitu:

  1. menerima bentuk tubuh orang dewasa yang dimiliki dan hal-hal yang berkaitan dengan fisiknya.
  2. mencapai kemandirian emosional dan figur-figur otoritas.
  3. mengembangkan keterampilan dalam komunikasi interpersonal, belajar membina relasi denag teman sebaya dan orang dewasa, baik secara individu maupun dalam kelompok.
  4. menemukan model untuk identifikasi
  5. menerima diri sendiri dan mengandalkan kemampuan dan sumber-sumber yang ada pada dirinya.
  6. memperkuat kontrol diri berdasarkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang ada.
  7. meninggalkan bentuk-bentuk reaksi dan penyesuaian yang kekanak-kanakan.

Dari tugas-tugas tersebut, tampak bahwa secara umum tugas perkembangan masa remaja berkaitan dengan diri sendiri dan juga dengan lingkungan social yang dihadapinya. Semua perubahan yang terjadi pada masa remaja dan masa ini menuntut individu untuk melakukan penyesuaian di dalam dirinya, menerima perubahan-perubahan itu sebagai bagian dari dirinya, dan membentuk suatu sense of self yang baru tentang siapa dirinya, untuk mempersiapkan diri menghadapai masa dewasa.

sumber:

Agustiani, Hendriati. Psikologi Perkembangan. Bandung: Refika Aditama. 2006.

Makmun, Abin Syamsuddin. Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda Karya. Cet ke 8. 2005

Minggu, 23 Maret 2008

silabus bimbingan konseling

PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Pelayanan bantuan untuk peserta didik baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karir; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku.

TUJUANBIMBINGAN DAN KONSELING

Membantu memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal.

FUNGSI BIMBINGAN KONSELING

1.Fungsi Pemahaman

2.Fungsi Pencegahan

3.Fungsi Pengentasan

4.Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

5.Fungsi Advokasi

PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

1.Prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan;

(1)non diskriminasi, (2) individu dinamis dan unik (3) tahap & aspek perkembangan individu, (4) perbedaan individual.

2.Prinsip berkenaan dengan permasalahan individu;

(1)kondisi mental individu terhadap lingkungan sosialnya, (2) kesenjangan sosial, ekonomi, dan budaya.

3.Prinsip berkenaan dengan program layanan;

(1)bagian integral pendidikan, (2) fleksibel & adaptif (3) berkelanjutan (4) penilaian teratur & terarah

4.Prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan;

(1) pengembangan individu agar mandiri (2) keputusan sukarela (3) ditangani oleh profesional & kompeten, (4) kerjasama antar pihak terkait, (5) pemanfaatan maksimal dari hasil penilaian/pengukuran

ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING

lAsas Kerahasiaan

lAsas Kesukarelaan

lAsas Keterbukaan

lAsas Kegiatan

lAsas Kekinian

lAsas Kedinamisan

lAsas Keterpaduan

lAsas Kenormatifan

lAsas Keahlian

lAsas Kemandirian

lAsas Alih Tangan Kasus

lAsas Tutwuri Handayani

PARADIGMA BIMBINGAN DAN KONSELING

lBK merupakan pelayanan psiko-paedagogis dalam bingkai budayaIndonesia dan religius.

lArah BK mengembangkan kompetensi siswa untuk mampu memenuhi tugas-tugas perkembangannya secara optimal.

lMembantu siswa agar mampu mengatasiberbagai permasalahan yang mengganggu dan menghambat perkembangannya.

VISI BIMBINGAN DAN KONSELING

Terwujudnya perkembangan diri dan kemandirian secara optimal dengan hakekat kemanusiaannya sebagai hamba Tuhan YME, sebagai makhluk individu, dan makhluk sosial dalam berhubungan dengan manusia dan alam semesta.

MISI BIMBINGAN DAN KONSELING

Menunjang perkembangan diri dan kemandirian siswa untuk dapat menjalani kehidupannya sehari-hari sebagai siswa secara efektif, kreatif, dan dinamis serta memiliki kecakapan hidup untuk masa depan karir dalam:

(1)Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME;

(2)Pemahaman perkembangan diri dan lingkungan;

(3)Pengarahan diri ke arah dimensi spiritual;

(4)Pengambilan keputusan berdasarkan IQ, EQ, dan SQ; dan

(5)Pengaktualisasian diri secara optimal.

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMA

1.Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME;

2.Mencapai kematangan dalam hubungan antar teman sebaya, serta peranannya sebagai pria atau wanita;

3.<;span style="font-family: 'Trebuchet MS';">Mencapai kematangan pertumbuhan Jasmani Sehat;

4.Mengembangkan penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karir atau melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas;

5.Mencapai kematangan dalam pilihan karir;

6.Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri baik secara emosional, sosial, intelektual, dan ekonomi;

7.Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, dan bernegara;

8.Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial dan intelektual, serta apresiasi seni;

9.Mencapai kematangan dalam etika sistem dan nilai.

PROFIL KOMPETENSI LULUSAN SMA

ASPEK AFEKTIF

Siswa memiliki :

lKeimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran agama masing-masing.

lMemiliki nilai-nilai etika dan estetika.

lMemiliki nilai-nilai demokrasi, toleransi dan humaniora.

ASPEK KOGNITIF

lMenguasai ilmu, teknologi dan kemampuan akademik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

ASPEK PSIKOMOTOR

lMemiliki keterampilan berkomunikasi, kecakapan hidup dan mampu beradaptasi dengan perkembangan lingkungan sosial, budaya dan lingkungan alam baik lokal, regional, maupun global.

lMemiliki kesehatan jasmani dan rohani yang bermanfaat untuk melaksanakan tugas/kegiatan sehari-hari.

PENGEMBANGAN KOMPETENSIMELALUI BIMBINGAN KONSELING

lPerhatikan masing-masing butir tugas-tugas perkembangan siswa SLTA dan profil lulusan SLTA

lKembangkan butir tersebutkedalam bidang-bidang Bimbingan Konseling (Pribadi, Sosial, Belajar, Karir)

lRumuskansetiap pengembangan butir ke dalam bentuk kompetensi-kompetensi yang diharapkan

lTentukan materi yang akan diberikan untuk mencapai kompetensi yang telah dirumuskan

lPilihlah kegiatan layanan, kegiatan pendukung dan penilaian yang relevan dengan kompetensi.

1.BIMBINGAN PRIBADI SISWA SLTA

lPemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

lPemantapan pemahaman tentang kekuatan diri dan pengembangannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif.

lPemantapan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta dalam penyaluran dan pengembangannya.

lPemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha penanggulangannya.

lPemantapan kemampuan dalam mengambil keputusan.

lPengembangan kemampuan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang telah diambilnya.

lPemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.

2. BIMBINGAN SOSIAL SISWA SLTA

lPemantapan kemampuan berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan secara efektif.

lPemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta berargumentasi secara dinamis, kreatif, dan produktif.

lPemantapan kemampuan bersikap dalam berhubungan sosial, baik dirumah, sekolah, tempatbekerja maupun dalam masyarakat.

lPemantapan kemampuan pengembangan kecerdasan emosi dalam hubungan yang dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebaya baik dilingkungan sekolah yang sama maupun di luar sekolah.

lPemantapan pemahaman tentang peraturan, kondisi sekolah dan upaya pelaksanaanya secara dinamis serta bertanggung jawab.

lOrientasi tentang hidup berkeluarga.

3. BIMBINGAN BELAJAR SISWA SLTA

lPemantapan sikap dan kebiasaan dan keterampilan belajar yang efektif, efisien serta produktif, dengan sumber belajar yang lebih bervariasi.

lPemantapan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun kelompok.

lPemantapan penguasaan materi program belajar disekolah lanjutan tingkat atas sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian.

lPemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitar dan masyarakat secara luas.

lOrientasi belajar untuk pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi.

4. BIMBINGAN KARIR SISWA SMA

lPemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karir yang hendak dikembangkan

lPemantapan orientasi dan informasi karir pada umumnya, khususnya karir yang hendak dikembangkan

lPemantapan pengembangan diri berdasarkan IQ, EQ dan SQ untuk pengambilan keputusan pemilihan karir sesuai dengan potensi yang dimilikinya

lOrientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kepentingan hidup

lOrientasi dan informasi terhadap pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan

PENGENALAN DIRI DAN LINGKUNGAN SERTA PENGEMBANGAN DIRI DAN KARIR

1.Siswa mengenal dan memahami siapa dirinya.

2.Siswa mengenal dan memahami lingkungannya, meliputi lingkungan keluarga, tetangga, sekolah, sosial, budaya dan masyarakat.

3.Pengenalan dan pemahaman terhadap diri sendiri dan lingkungan itu dikerahkan untuk pengembangan diri siswa dalam segenap aspek pribadinya, termasuk pegembangan arah karir yang hendak diraihnya dimasa yang akan datang.

LAYANANORIENTASI

Layanan BK yang memungkinkan peserta didik memahami lingkungan yang baru dimasuki, untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu

LAYANANINFORMASI

Layanan BK yang memungkinkan peserta didik menerima dan memahami berbagai informasi yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan peserta didik.

LAYANAN PEMBELAJARAN

Layanan BK yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya.

LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN

Layanan BK yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (di dalam kelas, kelompok belajar, program studi, program latihan, magang, ko/ekstra kurikuler, dll) sesuai dengan potensi, bakat dan minat, serta kondisi pribadinya.

LAYANAN KONSELING PERORANGAN

Layanan BK yang memungkinkan peserta didik mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan masalah pribadi yang dideritanya.

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

Layanan BK yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu dan/atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan (topik) tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya mereka sehari-hari dan/atau untuk pengembangan diri baik sebagai individu maupun sebagai siswa, dan untuk pengembilan keputusan dan/atau tindakan tertentu.

LAYANAN KONSELING KELOMPOK

Layanan BK yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan masalah yang dialaminya melalui dinamika kelompok; masalah yang dibahas itu adalah masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok.

KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN DAN KONSELING

1.APLIKASIINSTRUMENTASI BK(TES/ NON-TES)

2.HIMPUNAN DATA (PRIBADI SISWA, PRESTASI, OBSERVASI, ABSENSI, CATATAN KEJADIAN)

3.KONFERENSI KASUS

4.KUNJUNGAN RUMAH

5.ALIH TANGAN KASUS

APLIKASI INSTRUMENTASI

Kegiatan pendukung BK untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang diri dan lingkungan peserta didik. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non tes.

HIMPUNAN DATA

Kegiatan pendukung BK untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data perlu diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.

KONFERENSI KASUS

Kegiatan pendukung BK untuk membahas permasalahan yang dialami oleh peserta dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai fihak yang diharapkan dapat memberikan bahan, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan tersebut. Pertemuan dalam rangka konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.

KUNJUNGAN RUMAH

Kegiatan pendukung BK untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan ke rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang penuh dari orang tua dan anggota keluarga lainnya.

ALIH TANGAN KASUS

Kegiatan pendukung BK untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lainnya. Kegiatan ini memerlukan kerjasama yang erat dan mantap antara berbagai pihak yang dapat memberikan bantuan atas penanganan masalah tersebut

KETENAGAAN DALAM PENGELOLAAN PROGRAM BK

lGuru BK:

Konselor, adalah guru yang berlatar-belakang pendidikan BK yang melakukan: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi/ penilaian, analisis, dan tindak lanjut program dan kegiatan layanan BK.

Guru Pembimbing, adalah Konselor dan Guru yang ditugaskan dalam penyelenggaraan bimbingan.

lGuru Mata Pelajaran, adalah mitra kerja Guru BK dalam pelaksanaan program BK.

lWali Kelas, adalah mitra kerja dalam pelayanan BK.

lKepala Sekolah, adalah penanggung jawab menyeluruh kegiatan sekolah, termasuk kegiatan BK.

PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

lDidasarkan KEBUTUHAN NYATA siswa

lLENGKAP dan MENYELURUH (memuat segenap fungsi BK)

lSISTEMATIS (disusun menurut urutan logis, singkron, dan tidak tumpang tindih).

lTERBUKA dan LUWES (mudah menerima masukan tanpa harus merombah program secara menyeluruh)

lMemungkinkan KERJASAMA dengan pihak terkait

lDimungkinkan PENILAIAN dan TINDAK LANJUT.

PERMASALAHAN

lPenyusunan Program BK, tidak didasarkan pada kebutuhan nyata siswa.

lPelaksanaan Program BK

šTidak adanya jam masuk kelas

šKurangnya sarana dan prasarana

šMasih adanya tugas-tugas yang mestinya bukan

štanggung jawab guru BK.

šBelum adanya kepercayaan terhadapguru BK

lPenilaian BK, masih bervariasinya sistem penilaian dalam BK.

CONTOH PENGEMBANGAN SILABUS

lTugas perkembangan I

Mencapai kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME.

lBidang Bimbingan Pribadi

Pemantapan sikap dan kebiasaan serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

lRumusan Kompetensi :

Memahamin secara lebih luas dan mendalam kaidah-kaidah ajaran agama yang dianutnya.

lMateri Pengembangan Kompetensi

Macam-macam kaidah ajaran agama.

lKelas : X – XII

lKegiatan Layanan : Orientasi dan Informasi

lKegiatan Pendukung : Aplikasi Instrumentasi, Himpunan Data

lPenilaian : Laijapen, Laijapan

lKeterangan : Bekerjasama dengan Guru Agama



Sumber : BK SMAN 42 Jakarta

Prev: PENDIDIKAN UNTUK KEBERDAYAAN DESA
Next: Guru adalah profesi,

Minggu, 09 Maret 2008

Jumat, 15 Nopember 2002
Memahami Aspek-aspek Penting Perkembangan Remaja
Dalam hidupnya, setiap manusia akan mengalami berbagai tahap perkembangan. Dan salah satu tahap perkembangan yang sering menjadi sorotan adalah ketika seseorang memasuki usia remaja. Betapa tidak? Usia remaja adalah gerbang menuju kedewasaan, jika dia berhasil melalui gerbang ini dengan baik, maka tantangan-tantangan di masa selanjutnya akan relatif mudah diatasi.

Begitupun sebaliknya, bila dia gagal maka pada tahap perkembangan berikutnya besar kemungkinan akan terjadi masalah pada dirinya. Oleh karena itu, agar perkembangannya berjalan dengan baik, setidaknya ada lima aspek penting yang harus dicermati, baik oleh orang tua, pendidik, maupun si remaja itu sendiri.

1. Kondisi fisik
Penampilan fisik merupakan aspek penting bagi remaja dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Biasanya mereka mempunyai standar-standar tertentu tentang sosok fisik ideal yang mereka dambakan. Misalnya, standar cantik adalah berpostur tinggi, bertubuh langsing, dan berkulit putih.
Namun tentu saja tidak semua remaja memiliki kondisi fisik seideal itu. Karenanya, remaja mesti belajar menerima dan memanfaatkan seperti apapun kondisi fisiknya dengan seefektif mungkin.

Remaja perlu menanamkan keyakinan bahwa keindahan lahiriah bukanlah makna yang sesungguhnya dari kecantikan. Kecantikan sejati justru bersumber dari hati nurani, akhlak, serta kepribadian yang baik. Seperti kata pepatah: Beauty is not in the face, beauty is a light in the heart (kecantikan bukan pada wajah, melainkan cahaya dari dalam hati). Bahkan dalam Islam, Rasulullah Muhammad SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk-bentuk tubuhmu dan harta-hartamu, tetapi Allah melihat hati dan amal-amalmu." (HR Muslim)

2. Kebebasan emosional
Pada umumnya, remaja ingin memperoleh kebebasan emosional. Mereka ingin bebas melakukan apa saja yang mereka sukai. Tak heran, sebab dalam masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, seorang remaja memang senantiasa berusaha agar pendapat atau pikiran-pikirannya diakui dan disejajarkan dengan orang dewasa, dalam kedudukannya yang bukan lagi sekadar objek.

Dengan demikian jika terjadi perbedaan pendapat antara anak dengan orang tua, maka pendekatan yang bersifat demokratis dan terbuka akan terasa lebih bijaksana. Salah satu caranya dapat dilakukan dengan membangun rasa saling pengertian, di mana masing-masing pihak berusaha memahami sudut pandang pihak lain.

Saling pengertian juga dapat dibangkitkan dengan bertukar pengalaman atau dengan melakukan beberapa aktivitas tertentu bersama-sama, di mana orang tua dapat menempatkan dirinya dalam situasi remaja, dan sebaliknya. Menurut Gordon, inti dari metode pemecahan konflik yang aman antara orang tua dan anak adalah dengan menjadi pendengar aktif.

3. Interaksi sosial
Kemampuan untuk melakukan interaksi sosial juga sangat penting dalam membentuk konsep diri yang positif, sehingga dia mampu melihat dirinya sebagai orang yang kompeten dan disenangi oleh lingkungannya. Dengan demikian, maka diharapkan dia dapat memiliki gambaran yang wajar tentang dirinya sesuai dengan kenyataan (tidak dikurangi atau dilebih-lebihkan).

Menurut Abdul Halim Abu Syuqqah, dalam bukunya Kebebasan Wanita, pergaulan yang sehat adalah pergaulan yang tidak terjebak dalam dua ekstrem, yakni terlalu sensitif (menutup diri) atau terlalu bebas. Konsep pergaulan semestinya lebih ditekankan kepada hal-hal positif, seperti untuk mempertegas eksistensi diri atau guna menjalin persaudaraan serta menambah wawasan yang bermanfaat.

4. Pengetahuan terhadap kemampuan diri
Setiap kelebihan atau potensi yang ada dalam diri manusia sesungguhnya bersifat laten. Artinya, ia harus digali dan terus dirangsang agar keluar secara optimal. Dengan demikian, akan terlihat sejauh mana potensi yang ada dan di jalur mana potensi itu terkonsentrasi, untuk selanjutnya diperdalam hingga dapat melahirkan karya yang berarti.

Dengan mengetahui dan menerima kemampuan diri secara positif, maka seorang remaja diharapkan lebih mampu menentukan keputusan yang tepat terhadap apa yang akan ia jalani, seperti memilih sekolah atau jenis kegiatan yang akan diikutinya.

5. Penguasaan diri terhadap nilai-nilai moral dan agama
William James, seorang psikolog yang mendalami psikologi agama mengatakan bahwa orang yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai agama cenderung mempunyai jiwa yang lebih sehat. Kondisi tersebut ditampilkan dengan sikap yang positif, optimis, spontan, bahagia, serta penuh gairah dan vitalitas.

Sebaliknya, orang yang memandang agama sebagai suatu kebiasaan yang membosankan atau perjuangan yang berat dan penuh beban, akan memiliki jiwa yang sakit (sick soul). Dia akan dihinggapi oleh penyesalan diri, rasa bersalah, murung serta tertekan.

Bagi keluarga Muslim, nampaknya harus mulai ditanamkan pemahaman bahwa di usianya si remaja sudah termasuk baligh. Artinya dia sudah taklif, atau bertanggung jawab atas kewajiban-kewajiban agama serta menanggung sendiri dosa-dosanya apabila melanggar kewajiban-kewajiban tersebut. Dengan pemahaman yang kuat terhadap nilai-nilai moral dan agama, maka lingkungan yang buruk tidak akan membuatnya menjadi buruk. Bahkan boleh jadi, si remaja sanggup proaktif mempengaruhi lingkungannya dengan frame religius.n dr/mqp
( )